Pemberian vaksin Covid-19 bagi masyarakat kini semakin gencar dilakukan oleh pemerintah. Bahkan kini warga berusia 18 tahun keatas sudah dapat menerima vaksin Covid-19 dengan syarat membawa dua orang yang berusia lebih dari 50 tahun untuk menjalani vaksinasi Covid-19.
Lebih lanjut, hingga saat ini, dilaporkan bahwa sudah 23 juta orang yang telah menerima vaksinasi Covid-19 dosis pertama.
Hal ini tentunya menjadi kabar yang menggembirakan karena banyak orang yang percaya bahwa pandemi Covid-19 bakal berakhir.
Namun tunggu dulu, ternyata walaupun sudah diberikan vaksin Covid-19, seseorang tidak serta merta terbebas dari ancaman virus yang mulai merebak di wilayah Wuhan, China.
Menurut para pakar, sebenarnya tidak ada vaksin yang 100 persen efektif untuk mencegah penyakit (baik COVID-19 atau penyakit lainnya).
Pada Desember 2020, Moderna mengatakan pihaknya sudah menyerahkan data vaksin virus corona ke Food and Drug Administration (FDA) AS. Data tersebut menunjukkan vaksinnya mampu mencegah 2/3 dari semua infeksi, termasuk infeksi tanpa gejala.
Nah, itulah sebabnya Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yang merupakan lembaga yang menangani wabah penyakit di Amerika Serikat, mengatakan agar masyarakat tidak berasumsi bahwa mereka sepenuhnya kebal setelah divaksinasi.
Meski vaksin dapat memberikan perlindungan hingga mencapai 95 persen dalam uji klinis, tapi masih ada kemungkinan sejumlah kecil orang masih bisa tertular virus corona. Bahkan, setelah menerima dua suntikan vaksin Covid-19.
Selain itu, hingga saat ini masih belum ada yang mengerti seberapa lama vaksin Covid-19 akan bertahan dalam tubuh manusia.
Pasalnya perlindungan yang diberikan oleh vaksin dapat memudar seiring bergulirnya waktu. Itulah sebabnya beberapa vaksin memerlukan suntikan penguat bertahun-tahun kemudian.
Yuk tetap upayakan kesehatan bersama dengan selalu memakai masker saat beraktivitas, mencuci tangan dan menjaga jarak agar potensi penyebaran pandemi Covid-19 dapat semakin mengengecil. *