Ketika musim penghujan, batuk sering kali menyerang dan lebih mudah menyebar jika dibandingkan ketika musim panas.

Namun semenjak akhir tahun 2019 lalu, batuk juga menjadi salah satu gejala yang muncul Ketika seseorang terinfeksi virus corona atau Covid-19. Oleh karena itu, jika seseorang sedang mengalami batuk-batuk, pasti akan dihindari oleh orang lain.

Hal ini bukan tanpa alasan, pasalnya batuk yang disebabkan virus influenza atau rhinovirus ini memang sangat mirip dengan batuk yang menjadi gejala Covid-19.

Walaupun sekilas terlihat mirip, ternyata terdapat sedikit perbedaan di antara keduanya. Nah, agar Anda tidak keliru, penting untuk mengenali karakteristik dari batuk biasa dan batuk Covid-19.

Perbedaan Batuk Biasa dan Batuk Gejala COVID-19

Berikut ini adalah perbedaan batuk biasa dan batuk gejala Covid-19 berdasarkan penyebab dan komplikasi yang dapat ditimbulkan:

Berdasarkan Gejala

Batuk flu biasanya baru muncul selama 1–3 hari setelah seseorang terpapar virus. Batuk yang terjadi karena virus influenza ataupun rhinovirus ini dapat berupa batuk kering dan juga batuk berdahak.

Berbeda halnya dengan batuk gejala Covid-19 yang terjadi sekitar 2–14 hari setelah seseorang terpapar virus. Biasanya batuk sebagai gejala Covid-19 ini berupa batuk kering yang disertai dengan rasa sesak saat bernafas dan kehilangan indera penciuman.

Walau berbeda, cara penularan kedua batuk ini tetap sama, yaitu melalui udara, percikan liur dan ingus (droplet), dan kontak fisik dengan orang yang sakit.

Berdasarkan komplikasi yang dapat ditimbulkan

Batuk biasa akibat flu dapat sembuh dalam waktu beberapa hari hingga beberapa minggu.

Namun, bila batuk yang Anda derita telah berlangsung lebih dari 3 minggu, batuk tersebut sudah dikategorikan sebagai batuk kronis. Batuk yang lama sembuh ini lebih sering terjadi pada penderita asma, COPD, atau sinusitis.

Jika tidak diobati dengan baik, flu yang menyebabkan batuk biasa terkadang bisa menimbulkan sejumlah komplikasi, seperti pneumonia.

Sementara itu, Covid-19 yang menimbulkan gejala batuk juga berpotensi menimbulkan komplikasi berupa pneumonia dan ARDS.

Namun, risiko terjadinya komplikasi tersebut lebih tinggi pada penderita yang belum mendapatkan vaksin Covid-19, memiliki penyakit komorbid, atau berusia lanjut.

Pada kasus tertentu, Covid-19 juga bisa menyebabkan gejala atau masalah kesehatan yang berlangsung lama, bahkan setelah infeksinya sembuh, seperti anosmia, parosmia, dan long-haul Covid-19.

Setelah mengerti tentang perbedaan diatas, ada baiknya untuk mencermati setiap gejala batuk yang Anda rasakan.

Jika terdapat indikasi terinfeksi Covid-19, Anda dapat memeriksakan kondisi Anda di klinik kesehatan terdekat atau hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut. ***

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *